Saturday, April 30, 2011

Media Arab Kurang Memberikan Perhatian Pada William dan Kate


Situasi Timur Tengah yang dilanda ketegangan politik akibat revolusi rakyat membuat publik dan media massa di kawasan itu kurang memberikan perhatian terhadap pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton di Inggris.



Al Ahram, harian terbesar di Mesir yang beroplah hampir satu juta eksemplar, hanya menyuguhkan berita gambar di halaman belakang tentang acara pernikahan itu. Pada edisi Jumat (29/4), gambar Pangeran William dan Kate Middleton tertera di halaman belakang harian tersebut dalam ukuran kecil.


Adapun di halaman pertama dan halaman internasional edisi Kamis dan Jumat tidak tampak berita pernikahan William dan Kate yang disambut meriah di bagian dunia lain.


Stasiun televisi Al Jazeera dan Al Arabiya hari Jumat juga belum menjadikan pernikahan diraja itu sebagai berita utama. Kedua stasiun televisi itu tetap menempatkan berita unjuk rasa di Suriah, Yaman, dan perang di Libya sebagai suguhan berita utama.


Bahkan, berita pernikahan William dan Kate juga tidak terlihat di situs Al Jazeera. Namun, situs Al Arabiya menurunkan berita pernikahan tersebut.


Media pan Arab, seperti harian Asharq Al Awsat dan Al Hayat, edisi Jumat malah lebih memberikan perhatian terhadap keputusan Pemerintah Inggris sehari sebelumnya yang menarik undangan bagi Duta Besar Suriah untuk Inggris Sami Khiyami. Berita itu pun bukan merupakan berita utama. Adapun acara persiapan pernikahan tidak diberitakan oleh kedua harian pan Arab tersebut.


Tidak hadir


Situs BBC versi Arab mengutip kantor berita asing hanya memberitakan, putra mahkota Bahrain, Pangeran Sheikh Salman bin Hamd al-Khalifa, memilih tidak hadir pada acara pernikahan William dan Kate. Salman mengatakan, dia tidak ingin situasi instabilitas politik di kawasan Teluk dan Timur Tengah mengganggu acara tersebut.


BBC versi Arab memberitakan bahwa Kementerian Luar Negeri Inggris telah mengundang Dubes Libya untuk Inggris. Namun, diperkirakan Dubes Libya itu tidak akan hadir sebagai protes atas keterlibatan Inggris dalam serangan udara atas Libya.


Situs yang sama juga memberitakan keputusan Pemerintah Inggris membatalkan undangan untuk Dubes Suriah di Inggris. Langkah tersebut diambil sebagai protes atas kekerasan militer dan aparat keamanan Suriah terhadap pengunjuk rasa prodemokrasi di negeri itu.


Sami Khiyami menyayangkan pembatalan undangan tersebut. Ia mengklaim telah bekerja sekian tahun untuk mempererat hubungan kedua negara.