Saturday, April 30, 2011

LSM Pro-Fauna Minta Kematian Gajah Diusut

BENGKULU, BE – Kematian 4 gajah sekitar perkebunan sawit milik PT Alno di Bengkulu Utara (BU) menjadi perhatian sejumlah LSM yang konsen terhadap pengawasan binatang. Salah satunya LSM Pro-Fauna yang meminta agar kematian gajah yang tergolong langka tersebut diusut tuntas.


Seperti diungkapkan Representative Pro- Fauna Bengkulu Radius Nursidi, Jum’at (29/4), kematian 4 gajah sekaligus mengindikasikan adanya kesengajaan dari oknum. Sebab itu ia mengatakan perlu pengusutan, bila memang ada kesengajaan dari oknum tindakan tersebut merupakan pidana. Karena gajah merupakan hewan langka yang harus dilindungi.


“Kami berharap BKSDA dan Kepolisian mengusutnya,” katanya.

Ia mengatakan kematian gajah hampir terjadi setiap tahun dan tidak pernah terungkap penyebabnya. Sebab itu ia menyebutkan bahwa pemerintah masih setengah hati dalam melakukan terhadap satwa langka. Pro-Fauna mencatat sejak 4 tahun sejak 2004 hingga saat ini 14 ekor gajah telah mati dengan tidak wajar.


Untuk mengatasi maraknya perburuan gajah, ia meminta agar BKSDA menutup jalan poros, yang disinyalir menjadi tempat jalan masuk perambah dan pemburu dikawasan PLG Seblat.

“Jalan poros itu menjadi salah satu penyebab terbukanya akses terhadap perburuan satwa liar dan sejumlah kasus penembakan terhadap gajah binaan BKSDA,” katanya.


Kemudian ia berharap, Pro-Fauna akan meminta kepada Kementerian Kehutanan agar memproses usulan perluasan kawasan PLG Seblat dengan memasukkan kawasan hutan koridor HPT Lebong Kandis. “Perlu juga peningkatan kawasan menjadi Suaka Margasatwa, sehingga diharapkan mampu melindungi puluhan gajah yang masih hidup di kawasan itu,” katanya.