Amerika Serikat (AS) dituding melanggar hukum internasional setelah mengklaim berhasil membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden. Tudingan itu disampaikan bekas Kanselir Jerman Helmut Schmidt.
Schmidt (93) mengecam pembunuhan Osama yang dikomandoi AS. “Pembunuhan Osama bin Laden jelas melanggar hukum internasional yang ada,” kata Schmidt di Berlin, Jerman, Senin (2/5). Dia memperingatkan, operasi komando AS itu bisa berdampak global yang tak terduga, terutama di dunia Arab yang dicekam kerusuhan besar saat ini.
Schmidt adalah kanselir Jerman dari tahun 1974 sampai 1982, telah menyaksikan kebangkitan politik dan intelektual dalam beberapa tahun terakhir.
Dari Kairo, Mesir, pemimpin pusat pengajaran Al Azhar Imam Besar Dr Ahmaed El-Tayeb mengecam ‘pembuangan’ jenazah Osama bin Laden di laut. Menurut El-Tayeb, ini merupakan penghinaan terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
“Umat Islam sangat menghormati kuburan di darat dan menerima pemakaman di laut hanya dalam kasus di mana mayat tidak dapat dipertahankan utuh di atas kapal hingga kapal itu mencapai pantai,” kecam kata Imam Besar Sheikh Al Azhar, Dr Ahmaed El-Tayeb. Dia sangat menyayangkan jika pelemparan jenazah Osama bin Laden ke laut itu benar dilakukan.
“Prosedur (pemakaman bin Laden oleh AS) itu melawan semua nilai agama dan norma-norma kemanusiaan. Imam Besar menegaskan bahwa dilarang dalam Islam merusak mayat, apapun keyakinannya. Orang menghormati mayat dengan menguburkannya,” kecam Tayeb.
Beberapa pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan, mayat bin Laden telah dilempar ke laut dari dek sebuah kapal induk setelah tentara AS membunuh pemimpin Al Qaeda untuk mencegah makamnya dijadikan tempat keramat.
Pengakuan Mr Ten Percent
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari membantah negaranya ikut dalam operasi Amerika Serikat untuk membunuh Osama bin Laden, Minggu (1/5) waktu setempat.
“Meskipun peristiwa Minggu itu bukan operasi bersama, kerja sama dan kemitraan selama satu dekade antara Amerika Serikat dan Pakistan telah menyebabkan penghapusan Osama bin Laden sebagai ancaman bagi peradaban dunia,” kata Zardari, yang dijuluki “Mr Ten Percent” kemarin.
Menurut media Pakistan, pembunuhan Osama akan memalukan otoritas Pakistan. “Kegagalan Pakistan mendeteksi keberadaan orang yang paling dicari di dunia itu sangat mengejutkan,” kata The News dalam editorial.
“Bagaimana dia bisa bersembunyi di sini tanpa ada aksi yang menjadi bagian kita,” tulis Daily Times.
Pakistan telah menghadapi pengawasan internasional besar sejak Osama bin Laden tewas oleh pasukan khusus AS. Kegagalan Pakistan membuat AS mulai berpikir ulang untuk meninjau bantuan ke Pakistan.
“Pemerintah kami dalam kesulitan keuangan. Memberikan kontribusi ke negara yang tidak memberikan dukungan penuh merupakan masalah bagi banyak orang, “kata Ketua Komite Intelijen Senat AS Dianne Feinstein.
Presiden AS Barack Obama dan stafnya mengikuti serangan atas Osama menit demi menit melalui video.
“Kita mendapatkannya,” kata Presiden, seperti dikisahkan Kepala Kontraterorisme Gedung Putih John Brennan, setelah misi itu tercapai.
Mengingat kecurigaan yang mungkin ada dari dunia Muslim, seorang pejabat AS mengatakan, tes DNA menunjukkan “hampir 100 persen” cocok dengan pemimpin Al Qaeda itu. “DNA-nya cocok dengan beberapa kerabat Osama,” kata pejabat AS yang tidak mau namanya disebutkan. Rakyat Merdeka