Monday, May 23, 2011

Pusat Kajian Kepemudaan Diresmikan Menpora: Indonesia Perlu Literatur Komprehensif tentang Pemuda

Jakarta – Indonesia selama ini tidak memiliki literatur komprehensif yang membahas tuntas isu-isu kepemudaan. Selama ini, literatur yang ada cenderung berkutat seputar aktivisme atau gerakan mahasiswa, peran kesejarahan pemuda dalam berbagai momentum perubahan, hingga isu-isu yang terkait dengan demografi pemuda.


“Sampai sekarang kita tidak memiliki ahli pemuda. Tidak ada juga kajian mendasar (basic studies) tentang pemuda, sehingga tidak ada pemetaan yang jelas terkait permasalahan dan potensi pemuda,” kata Menpora Andi Alfian Mallarangeng usai meresmikan Pusat Kajian Kepemudaan atau Youth Studies Centre (YouSure) di UGM Yogyakarta dalam rilisnya yang diterima detikcom, Minggu (22/5/2011).


Ketiadaan literatur komprehensif itulah, antara lain menurut Andi, membuat masyarakat terkejut dengan kenyataan bahwa pemuda menjadi sasaran terorisme dan target kegiatan radikalisme agama. Andi menambahkan, salah satu wacana penting yang mendesak diwujudkan adalah perlunya sistem deteksi dini (early warning system) terhadap beraneka problematika pemuda, termasuk soal radikalisme itu.


“Deteksi dini diperlukan, utamanya karena permasalahan yang muncul di kalangan pemuda seringkali hanya diketahui oleh pemuda itu sendiri. Bukan dosen, orangtua, apalagi menpora,” imbuhnya.


Karenanya, Andi berharap, Pusat Kajian Kepemudaan (PKK) yang dirintis Fisipol UGM bisa diikuti lembaga perguruan tinggi lainnya. Untuk tahun ini, Kemenpora menargetkan berdirinya pusat kajian kepemudaan di delapan perguruan tinggi di Indonesia.


“Kami siap menjadi mitra, karena sejujurnya Kemenpora sendiri tidak memiliki lembaga litbang yang berperan sebagai think tank untuk menggodok berbagai isu dan kebijakan kepemudaan,” ujarnya.


Sementara itu, Kepala PKK Fisipol UGM Dr M Najib Azca mengatakan, lembaga yang didirikan bersama sejumlah akademisi UGM ini nantinya tidak sekadar berkutat dengan urusan riset atau penelitian. PKK juga siap memfasilitasi terbangunnya jaringan sosial antar-pemuda di Indonesia, lintas daerah, lintas agama dan lintas afiliasi politik, untuk pembelajaran horizontal antar-pemuda serta peningkatan solidaritas dan kesatuan bangsa.


Selain itu PKK Fisipol UGM ini juga akan bekerja sama dalam kegiatannya dengan UNESCO, UNICEF, UNDP serta sejumlah lembaga serupa di perguruan tinggi di luar negeri. “PKK juga menyiapkan diri untuk melakukan advokasi dan diseminasi gagasan ke publik tentang isu-isu kepemudaan. Juga, melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap komunitas dan organisasi-organisasi kepemudaan,” jelas Najib.