Sunday, May 22, 2011

Pukul Wartawan, Perwira Polisi Diperiksa

Insiden pemukulan wartawan yang dilakukan oknum polisi saat pawai damai Himpunan Falun Dafa di Surabaya, Sabtu 7 Mei lalu berbuntut panjang. Meski Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Untung S Radjab sudah meminta maaf, proses hukum tetep berjalan. Polda memeriksa personel yang terlibat.

Ada dua dari 21 personel polisi Polrestabes Surabaya yang sebelumnya dinyatakan terlibat, diperiksa intensif. 'Dua personel yang ditetapkan sebagai terperiksa dalam pelanggaran disiplin, seorang perwira berinisial Kompol S dan satu bintara berinisial B,' kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Rachmat Mulyana Jumat 13 Mei 2011.

Kompol S, diduga melanggar ranah pidana karena memukul wartawan dan aktivis Falun Dafa. Kasusnya kini ditangani penyidik Ditreskrimum Polda Jatim. 'Disinyalir memang ada pemukulan yang dilakukan Kompol S terhadap aktivis Falun Dafa. Untuk penanganan pelanggaran pidana dan disiplin terhadap Kompol S akan dilakukan secara simultan. Artinya, pidananya sedang disidik Ditreskrimum,' terang Rachmat.

Selain memeriksa 21 orang anggota Unit Tangkal dan Dalmas dari kesatuan Polrestabes Surabaya, Polda Jatim juga memeriksa dua wartawan yang korban pemukulan.

Dua wartawan yang dipanggil guna dimintai keterangan sebagai saksi adalah Lukman Rozaq, reporter Trans7 dan Septa Rudianto, reporter Radio Elshinta di Surabaya. Pemeriksaan dilakukan Kamis kemarin oleh penyidik Subditprovost Bidpropam Polda Jatim.
Aksi damai Falun Dafa berubah ricuh saat polisi yang mengawal aksi berusaha membubarkan paksa massa. Demi mendapat momen dan adegan gambar yang penting, sejumlah kamerawan mendekat untuk mengabadikan suasana kejadian.

Tidak cuma membubarkan massa, polisi juga menghalau para wartawan untuk tidak merekam tindakan aparat. Saat itulah terjadi tindak kekerasan terhadap wartawan yang meliput. Aparat memukuli mereka dengan tongkat dan helm. Seorang wartawan mengatakan bahwa aksi kekerasan itu terjadi sekitar 10 menit. Akibatnya, tiga wartawan mengalami luka lebam dibagian wajah.

'Polisi tiba-tiba mendatangi wartawan dan berusaha merebut kamera. Namun, para wartawan mempertahankannya. Kemudian, para wartawan diserang dengan pukulan dan tendangan, pokoknya sangat brutal,' ujar Septa, yang juga mengalami luka pukulan di bagian kepala. (Laporan : Tudji Martudji | Surabaya, umi).