Saturday, May 7, 2011

Farid Faqih Meninggal Dunia

Indonesia kembali diselimuti duka. Mantan Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Farid Faqih, telah meninggal dunia sekitar pukul 13.00 WIB di Jakarta (Kamis, 5/5).


Farid Faqih meninggal di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Mintohardjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Kematian Fard Faqih mengejutkan sebagian sahabat karibnya. Apalagi Koordinator Government Watch (Gowa) ini dikenal loyal dalam menjalin pertemanan.


“Meninggal sekitar pukul 13.00 WIB barusan,” kata petugas kamar jenazah RS TNI Angkatan Laut Dr Mintohardjo, Tamaja, Kamis 5 Mei 2011. Farid Faqih meninggal dunia karena serangan jantung. Menurut Tamaja, saat tiba di rumah sakit, aktivis anti-korupsi itu dibawa oleh mobil ambulans dan langsung ditangani Unit Gawat Darurat. “Belum sempat dirawat. Meninggal di UGD,” kata Tamaja. Saat ini, keluarga Farid Faqih masih berada di RS AL Mintohardjo.


Ahmad Farid bin Rasyid Faqih yang akrab disapa Farid Faqih meninggal dunia dalam usia 57 tahun. Kamis (5/5). Almarhum yang merupakan pendiri dan Koordinator Government Watch (Gowa) itu tinggal di Jl Pisok Raya Blok EA 11 No. 15, Bintaro Jaya Sektor 5, Tangerang.


Direktur Utama Perum LKBN Antara Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan, Farid Faqih, alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), amat mencintai almamaternya, serta orang-orang yang tertindas dan kaum dhuafa.


“Tak ada kata takut dalam kamus hidupnya. Sebagai juniornya, saya banyak menimba pelajaran keberanian dan pemihakannya itu. Almarhum adalah manusia multidimensi yang sering disalahpahami oleh orang-orang yang tak mengenalnya,” katanya.


Sedangkan Ketua Himpunan Alumni IPB, Said Didu mengatakan, keluarga besar IPB kehilangan sosok yang teguh dalam pendirian dan mendasarkan pekerjaannya pada kecintaan sesama dengan cara yang dianggapnya benar.


Dia ikhlas,” kata mantan Direktur Eksekutif KIPP, Ray Rangkuti, beberapa saat lalu, (Kamis, 5/5). Ray mengaku sempat diselamatkan oleh Farid saat kerusuhan Mei 1998 terjadi. Kampus Ray, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidaytullah Jakarta, dikepung oleh polisi dan tentara dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Beberapa helikopter berputar-putar di atas kampus IAIN. Ray mengaku, saat akan menyelematkan seorang teman, kakinya tersangkut pagar hingga hampir patah.


Karena saat itu sedang dicari intelijen, dengan kaki yang terluka Ray dibawa berpindah-pindah tempat oleh teman yang lain. Hingga akhirnya datang Farid Faqih. Dengan mobil sedan, Farid membawa Ray di dalam mobil dan berkeliling untuk menghindari intelijen.


“Saya tidak tahu ke mana saya dibawa jalan sebab saya tidur di bawah jok. Sampai besoknya saya disinggahkan di tempat Ibu Lia Aminuddin, karena di tempat Ibu Lia, juga ada teman IAIN, Abdurrahman. Itulah kesan saya dengan Farid,” demikian Ray.