Saturday, May 7, 2011

“Mustahil NII Tidak Terdeteksi Aparat”

Ketua Majelis Ulama Indonesia Amidhan mengatakan pada tahun 2002 MUI telah membuat Tim Pencari Fakta mengenai Pesantren Al Zaytun, Indramayu. Pesantren itu diduga menjadi ‘markas’ gerakan Negara Islam Indonesia. “Hasilnya, sebenarnya tidak ada pertentangan dengan ajaran Islam,” kata Amidhan..


Selain itu, MUI juga sudah mencocokkan mengenai Al Zaytun dengan penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama. Sama, seperti penelitan MUI, tidak ditemukan ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam.


Namun, Amidhan mengaku MUI tidak bisa menembus ‘lingkar dalam’ Al Zaytun, yaitu lingkar di sekitar pimpinan Al Zaytun, Panji Gumilang. “Kita dapat menengarai ajarannya yang menyimpang,” ucap Amidhan.


Hasil penelitian itu, menurut Amidhan, sudah dilaporkan ke Mabes Polri. “Jadi saya katakan aparat sudah tahu sentral NII di mana, siapa tokohnya,” ujar Amidhan.


Amidhan memahami, walau kepolisian sudah mengetahui, tetapi mungkin belum ada dasar hukum untuk mengambil tindakan.


“Jadi mustahil tidak terdeteksi. Aparat tahu itu, tapi tidak ada tindakannya. Makanya terkesan ada pembiaran,” kata Amidhan.


Amidhan juga mengatakan, hal ini membuat masyarakat berpikir bahwa gerakan NII yang ada sekarang dibuat untuk mematikan ideologi NII yang asli. “Tapi sebenarnya tidak perlu dengan kontraintelijen begitu,” ujarnya.