Saturday, May 7, 2011

Kasus Aminah Jadi Amin Gegerkan Kalangan Medis

Boyolali – Kasus berubahnya kelamin salah satu pelajar dari perempuan menjadi lelaki sempat membuat geger kalangan medis. Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Yulianto Prabowo mengatakan jika dilihat literature tentang kelahiran, peristiwa ini satu dibanding 20 ribu angka kelahiran. Kamis (5/5) pagi.


Sementara, Kepala RSUD Pandanarang Boyololi, dokter Endang Sukarti mengatakan berniat segera mengecek dan meneliti kasus yang terjadi pada Aminah, warga Dusun Kepoh Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari, Boyolali.


“Dalam pemeriksaan nanti akan melibatkan dokter spesialis, seperti ahli kandungan, laboratorium, dan kelamin,” katanya. Kasus tersebut, lanjut Endang juga memerlukan pemeriksaan yang mendalam, diantaranya pengambilan sampel darah untuk pengujian DNA.


“Dengan tes DNA akan diketahui jenis kromosomnya, penelitian ini juga untuk mengetahui kondisi sebenarnya, bisa jadi penderita memiliki kelamin ganda,” katanya. Yulianto menambahkan, prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap siswa IX MTS Tinawas Nogosari itu meliputi uji sampel darah dan menggali riwayat keturunan kromosom serta kronologi riwayat kehamilan.


Hemaprodite Semu

Hasil pemeriksaan medis, kasus bocah perempuan menjadi lelaki masuk kategori hemaprodit semu laki-laki (male pseudo hemaprodit) karena kelainan perkembangan organ seksual (disorder seksual development).


Menurut Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Yulianto Prabowo, hasil pemeriksaan kromosom di RS Karyadi Semarang, menyatakan 46 kromosom Amin Wahyu Bahtiar (15) asal Dukuh Kepoh, Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari dinyatakan sejak lahir sebagai laki-laki, dengan bukti otentik kromosom XY.


Dia sejak lahir adalah laki-laki. Namun karena ada gangguan perkembangan organ seksual, yakni ujung saluran kencing terlalu pendek dan testisnya juga belum turun dari dalam perut, sehingga tampak seperti terjepit. Akibatnya seolah-olah dia seperti berkelamin perempuan.


“Pihak keluarga pun mengira perempuan maka diperlakukan seperti perempuan,” kata Yulianto usai memeriksa Wahyu. Kamis (5/5)


Dijelaskan,saat lahir, semula yang dianggap klitoris ternyata kepala penis, dan seiring perkembangan usia testisnya mulai turun dari dalam perut serta kepala penisnya juga memanjang dan membesar. Saat pemeriksaan, selain organ penis yang cukup sempurna dokter juga menemukan masih ada lubang seperti vagina.


Menurut Yulianto, hal itu dikarenakan saluran kencing yang pendek. Sehingga saat lahir, kencing tidak lewat melalui kepala penis melainkan melalui lubang tersebut, yang kemudian dianggap sebagai vagina. “Hal ini merupakan tanda hemaprodit semu laki-laki, karena sebenarnya Wahyu adalah laki-laki tulen namun saat kecil penisnya belum terlihat,” katanya.


Sedangkan lubang tersebut dimungkinkan akan menutup secara alami mengingat Wahyu masih dalam masa pertumbuhan. Namun selama itu, yang bersangkutan harus menjaga kebersihan agar tidak terjadi infeksi. “Kasus ini berbeda dengan kasus banci,” katanya.


Kasus ini dikarenakan kelainan interseksual gangguan genetik anatomis fisiologis (gangguan anatomi dan fungsi). Sedangkan banci atau transeksual, merupakan gangguan kejiwaan atau psikologis. Kasus hermaprodit , menurutnya ada tiga jenis, yakni hermaprodit semu laki-laki, hermaprodit semu perempuan, dan hermaprodit murni.


Kasus hermaprodit ini terjadi sekitar satu dibanding 20 ribu kelahiran. Penyebabnya menurut Yulianto, lebih banyak dikarenakan genetik. Selain itu konsumsi obat-obatan juga dimungkinkan menjadi penyebab. Surati (36) orang tua Wahyu, mengakui meski normal namun kelahiran anak pertamanya itu ditangani dukun bayi. Saat itu karena kelaminnya seperti wanita, maka sang anak juga diperlakukan sebagai anak perempuan. Meski dalam perkembangannya, perilaku sang anak lebih pada sifat lelaki.